Analisis Resiko Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu risiko terhadap individu, populasi, banguna atau lingkungan (Kolluru, 1996)
Dalam analisis terdapat data pendukung yang digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan tentang cara pengendalian yang paling tepat (cost-effective). (AS/NZS 4360:2004)
Urutan kompleksitas serta besarnya biaya analisis, AL : kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif untuk memberikan gambaran umum tentang level risiko. Setelah itu dapat dilakukan analisis semi-kuantitatif ataupun kuantitatif untuk lebih merinci risiko yang ada.(AS/NZS 4360:2004)
Dari segi penyebabnya :
· Resiko keungan
· Resiko operasional
· Resiko strategis
· Resiko eksternalitas
Manajamen Resiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk.
TAHAPAN ANALISIS RESIKO
1. Identifikasi Hazard
2. Proyeksi Risiko
3. Penilaian Risiko
4. Manajemen Risiko
Tipe-tipe Analisis Resiko
1. Analisis Kualitatif
Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan mendalam.
Analisis ini digunakan saat :
- Penilaian kuantitatif tidak diperlukan
- Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan analisis yang lebih kecil
- Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical
- Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
2. Analisis Semi-kuantitatif
- Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat subyektif pada kecenderungan dan dampak dengan rumus (formula) matematika.
- Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat dari suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan kensekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan, gangguan bisnis, cidera manusia dan lain-lain (Kollluru,1996)
- Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif karena nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi objektif. Ketetapan perhitungan tergantung dari pengetahuan para ahli dari berbagai disiplin ilmu terhadap proses terjadinya sebuah risiko. (AS/NZS 4360:2004)
3. Analisis Kuantitatif
- Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk nilai konsekuensi dan likelihood dengan menggunakan data dari berbagai sumber.
- Konsekuensi dihitung menggunakan metode modeling hasil hasil dari kejadian/kumpulan kejadian/memperkirakan kemungkinan dari studi eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu. Konsekuensi digambarkan dalam lingkup keuangan, teknikal atau efek pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
JENIS-JENIS
RESIKO
- Speculative Risk Adalah risiko yang mengandung dua kemungkinan yaitu kemungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan. Misal : Judi, pembelian saham, pembelian valas.
- Pure Risk Adalah risiko yang hanya mengandung satu kemungkinan, yaitu kemungkinan rugi saja. Misal : bencana alam, resesi ekonomi.
Jenis-Jenis
resiko dari tingkatan dan cara menanggulangi resiko menurut sifatnya :
- Resiko Murni
- Resiko Speculatif
- Resiko Fundamental
- Resiko Khusus
- Resiko Dinamis
- Resiko Intern : Resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri.
- Resiko Ekstern : Resiko yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri.
Resiko Jangka Pendek
Risiko yang
bersifat jangka pendek ( short term risk ) adalah risiko yang disebabkan karena
ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang
bersifat jangka pendek terutama kewajiban likuiditas.
Jenis-jenis
pendanaan jangka pendek
- Pendanaan Spontan
- Pendanaan Tidak Spontan
Resiko Jangka Panjang
Ketidakmampuan
perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka panjang,
seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat jangka
panjang dan juga kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas
Jenis Resiko
Jangka Panjang :
- Pinjaman berjangka adalah suatu pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada perusahaan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun)
- Obligasi Perusahaan ( merupakan instrument hutang yang menyatakan bahwa perusahaan meminjam uang dari suatu lembaga atau perorangan dan berjanji akan membayar kembali di masa yang akan datang dengan atran-aturan yang jelas)
Pendanaan Jangka Panjang
Pendanaan
jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan
alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan
perusahaan. Jenis pendanaan jangka panjang yang umum kita kenal antara lain :
Kredit Investasi, Hipotek ( Mortgage ), Obligasi, Saham.
1. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah merupakan alternatif pendanaan
jangka panjang yang umumnya disediakan oleh kalangan perbankan selain kredit
modal kerja ( pendanaan jangka pendek ) yang selama ini kita kenal.
2. Hipotek ( Mortgage )
Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka
panjang dalam bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa
aktiva tidak bergerak ( tanah, bangunan ). Dalam hal terjadinya likuidasi
perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban kreditur harus dipenuhi
terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva yang dijadikan sebagai agunan
tersebut.
3. Obligasi merupakan surat tanda
hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau
perusahaan bangkrut, pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum.
4. Obligasi Konversi
Obligasi
konversi ( Convertible Bonds / CB ) merupakan obligasi yang dapat
dikonversikan
( dirubah ) menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi akan
memiliki
obligasi dan opsi call atas saham perusahaan.
5. Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang memberikan deviden
yang tetap besarnya. Besarnya deviden yang diterima oleh pemegang saham
preferen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Dalam hal
ini deviden saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak. Misalnya
nilai nominal saham sebesar Rp. 1.000,- dengan memberikan deviden rate sebesar
16%, maka pemegang saham prederen akan memperoleh deviden sebesar Rp. 160,-
6.
Saham Biasa
Dan Right
Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan
obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
perusahaan. Para pemegang saham mempunyai hak untuk memilih direksi perusahaan.
Yang umumnya berlaku adalah “ one share one vote “. Artinya satu saham memiliki
satu suara.
7. Penerbitan Sekuritas Di Pasar Modal
Apablia perusahaan akan menerbitkan saham di pasar
modal, berbagai pihak perlu dihubungi, sebelum memperoleh ijin dan persetujuan
dari Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM ).
CONTOH KASUS
Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah
disimpulkan bahwa alternatif menerima tawaran Manhattan Bank akan lebih
menguntungkan bagi perusahaan Mandiri.
Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah “ mengapa Bank Mapan mengenakan penalty dalam pelunasan kredit sebelum
jatuh tempo “ ?
Hal ini dikarenakan Bank Mapan harus
berupaya untuk menjual kembali dana dari perusahaan Mandiri tersebut agar dapat
menghasilkan return.
Perusahaan Mandiri menandatangani
perjanjian kredit investasi dengan Bank Mapan senilai Rp. 1 milyar pada
pertengahan tahun 2004 untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga
sebesar 16% per tahun dengan persyaratan tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh
tempo akan dikenakan penalty sebesar 2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada
pertengahan tahun 2007 ini, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari
Manhattan Bank dengan tingkat suku bunga sebesar 13,5% per tahun. Apabila
perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada Bank Mapan, maka bunga yang harus
dibayar adalah :
Bunga = 2 x 16% x Rp. 1 milyar = Rp.
320 juta
Andaikan sekarang perusahaan punya
niat menerima tawaran Manhattan Bank, maka denda yang harus dibayar ke Bank
Mapan dan bunga yang harus dibayar ke Manhattan Bank oleh perusahaan Mandiri
adalah :
Denda = Rp. 40 juta
Bunga = 2 x 13,5% x Rp. 1 milyar = Rp. 270 juta
Total = Rp. 310 juta
Refrensi:
https://www.slideshare.net/hestywhite/presentasi-28603928
http://kwijenan22.blogspot.com/
https://slideplayer.info/slide/12711537/