Rabu, 25 November 2015

TENTANG KESAMAAN DERAJAT - ISD

TENTANG KESAMAAN DERAJAT - ISD


Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

A.    Pengertian Pelapisan Sosial


Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah.
Adam Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan perdagangan. Sedangkan Thorstein Veblen membagi masyarakat ke dalam dua golongan yang pekerja, berjuang untuk mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.
Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup dan dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.
Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok, setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000).

a.      Terjadinya Pelapisan Sosial
         Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
                – Terjadi dengan Sendirinya
                  Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun
       Orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas
       kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara
       alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
       membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu,
       dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
    – Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
      Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem,
      yaitu:
1)      Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya
berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2)      Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari
bawah ke atas ( Vertikal ).

b.      Perbedaan Sistem Pelapisan dalam Masyarakat
   Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai
   latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari
   kelompok-kelompok social.
   Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa:
                a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya
                b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan
  
    Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strafukasi sosial diantaranya menurut
    -) Pitirin A. Sorikin bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau
        masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
                -) Theodorson dkk berpendapat bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan
                    peranan yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal
                    perbedaan hak,pengaruh dan kekuasaan”.

   Masyarakat yang berstatifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida,
   dimana lapiasan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas.

         - Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
     Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin
     nampaknya menjadi dasar dari seluruh system sosial masyarakat kuno.
   
                Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan
                masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
a.       Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan
hak dan kewajiban
b.      Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak
istimewa
c.       Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
d.      Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan
hukum
e.       Adanya pembagian kerja di dalam suku itu
sendiri
f.       Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara
umum
               Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis
               yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitive
               bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif.

c.       Teori teori Tentang Pelapisan Sosial
   Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
   •     Kelas atas (upper class).
   •     Kelas bawah (lower class).
   •     Kelas menengah (middle class).
   •     Kelas menengah ke bawah (lower middle class).

Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
            1.      Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu
            mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-
            tengahnya.
            2.      Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama
            di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat
            pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
            3.      Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu
            yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu
            karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang
            berbeda-beda.
            4.      Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh
            masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling
            maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu
            sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
            5.      Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang
            memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya
            memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

B.     Pengertian Kesamaan Derajat
Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan makhluk yang lain. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban azasi manusia. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Sedangkan derajat kemanusiaan adalah tingkatan, martabat dan kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan kodrat, hak dan kewajiban azasi. Dengan adanya persamaan harkat, derajat dan martabat manusia, setiap orang harus mengakui serta menghormati akan adanya hak-hak, derajat dan martabat manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan dan dipelihara dalam hubungan kemanusiaan, baik dalam lingkungan keluarga, lembaga pendidikan maupun di lingkungan pergaulan masyarakat. Manusia dikarunian potensi berpikir, rasa dan cipta, kodrat yang sama sebagai makhluk pribadi (individu) dan sebagai makhluk masyarakat (sosial). Manusia akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Cobalah Anda renungkan? dan cobalah lakukan contoh perbuatan yang baik, misalnya Anda menolong tetangga yang sedang sakit walaupun tetangga Anda itu berbeda agama dengan Anda.



Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal

1.      PASAL 27
   Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu
   menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
   Ayat 2, berisis mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang
   layak bagi kemanusiaan
2.   PASAL 28
 Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan
 dan tulisan.
3.   PASAL 29
               Ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
4.   PASAL 31
Ayat 1 dan 2,  yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran
  
   Kesamaan derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat
   umumnya timbal balik artinya orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
   kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah negara.
   Dengan pasal – pasal dan pengertian di atas, sudah jelas bahwa kita harus saling
   bertoleransi terhadap orang lain khususnya warga Indonesia. Tidak ada pandangan si kaya
   dan si miskin, si pintar dan si bodoh, semua di mata perundangan Indonesia adalah sama.

               pastinya kita akan saling menghargai satu sama lain, menghargai hak dan kewajiban
               masing dengan begitu kehidapan damai pun akan tercipta diantara kita.Walaupun yang
               namaanya pelapisan sosial itu tidak dapat dihindari, kita tetap harus bersifat dewasa dan
               komitmen dengan adanya kesamaan derajat di antara kita.

Elite Dan Masa
Dalam pengertian umum Elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi, sedangkan dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Sedangkan Istilah Massa dipergunakan untuk menunjukan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan.
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.

C.    Hubungan Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat banyak kita jumpai di lingkungan kita, berbagai hal dalam hal apa pun pasti tak luput dari perbedaan dalam pemberian, kesamaan, kesetaraan, pembagian yang setimbang dengan yang lainya. Mungkin semua orang tak heran dedengan semua ini karena mereka tak begitu menanggapi tetapi ada juga yang menanggapinya dan mengkritiknya. Karena bagi yang mengkritiknya hal itu sangat tidak adil terhadap semua tindakan yang akan terjadi nanti atau sesudah hal yang terjadi, mereka mau semua menadapatkan hal itu yang sama tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainya.


SUMBER :
http://vanillabluse.blogspot.com/2013/12/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

Selasa, 24 November 2015

PERBEDAAN TINGKATAN SOSIAL - ISD

PERBEDAAN TINGKATAN SOSIAL - ISD

Tingkatan Sosial

Masyarakat merupakan keadaan yang beragam, termasuk tingkatan sosial didalamnya. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat hubungan antara bahasa dengan tingkatan sosial yang ada didalam masyarakat.Tingkatan sosial di dalam masyarakat ini dapat ditinjau dari dua segi. 
Pertama, dari segi kebangsawanan; dan yang kedua dari segi kadudukan sosial yang berupa tingkatan pendidikan dan keadaan sosial ekonomi yang dimiliki. Biasanya orang yang mamiliki taraf pendidikan tinggi maka keadaan perekonomian juga tinggi, namun hal ini tidaklah mutlak.Bisa saja orang yang memiliki taraf pendidikan yang baik, namun taraf perekonomianya kurang baik. Di sisi lain orang yang tidak memiliki taraf pendidikan yang baik, namun memiliki keadaan sosial ekonomi yang baik.
Kebangsawanan dan bahasa, bagaimanakah bentuk hubunganya? Untuk dapat melihat hubunganya, kita ambil contoh masyarakat tutur bahasa Jawa. Di lihat dari segi kebangsawanan, masyarakat Jawa di bagi menjadi beberapa tingkat, antara lain wong cilik, wong saudagar, priyayi dan ndara (menurut pendapat Kuntjaraningrat). Dari penggolongan itu jelas adanya pebedaan tingkat dalam masayarakat tutur bahasa jawa. Dasarkan penggolongan, maka di dalam masyarakat jawa memiliki berbagai variasi bahasa yang di gunakan sesuai dengan tingkat sosialnya. Ragam bahasa yang di gunakan oleh kalangan wong cilik berbeda dengan ragam bahasa yang di gunakan oleh para priayi. Tingkat sosial yang berbeda juga menyebabkan perbedaan variasi yang berbeda. Sebagi contoh apabila wong cilik berbicara dengan priyayi atau ndara atau petani yang tidak berpendidikan berbicara dengan ndara yang berpendidikan, maka masing – masing menggunakan variasi bahasa jawa yang berlainan. Pihak yang tingkat sosialnya lebih rendah menggunakan tingkat bahasa yang lebih tinggi yaitu krama, dan yang tingkat sosialnya lebih tinggi menggunakan tingkat bahasa yang lebih rendah, yaitu ngoko. Variasi bahasa seperti ini di dalam bahasa jawa disebut undak usuk. Penggunakan tingkatan bahasa yang disebut undak usuk ini mempertimbangkan kedudukan tingkat sosial yang dimiliki. Adanya tingkat – tingkat bahasa ini menyebabkan penutur dari masyarakat jawa tersebut untuk mengetahui lebih dulu kedudukan sosialnya terhadap lawan bicaranya. Ada kalanya mudah, tetapi seringkali tidak mudah. Lebih – lebih lagi kalau terjadi si penutur lebig tinggi kedudukan sosialnya tetapi usianya lebih muda. Atau sebaliknya, kedudukan sosialnya lebih rendah, tetapi usianya lebih tua dari lawan bicarnya. Kesulitan ini di tambah pula dengan semacam kode otik, bahwa seorang penutur tidak boleh menyebut dirinya dengan tingkat bahasa yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat di lihat betapa rumitnya pemilihan var iasi bahasa untuk berbicara bahasa jawa.
Berkaitan dengan adanya undak usuk ini bahasa jawa terbagi menjadi dua, yaitu krama untuk tingkat tinggi dan ngoko untuk tingkat rendah.namun diantara keduanya masih terdapat adayan tingkat – tingkat anatara. Seorang pakat bahasa jawa bernama Uhlenbeck membagi tingkat variasi bahasa jawa menjadi tiga, yaitu krama, madya,danngoko.selanjutnya, masing – masing di bagi lagi menjadi muda krama, kramantara, danwreda krama, madyangngko, madyantara, dan madyakrama; ngoko sopan dan ngoko andhap.Cliffort Geertz, membagi menjadi dua bagian pokok, yaitu krama dan ngoko. Krama diperinci menjadi krama inggil, krama biasa dan krama madya. Sedangkan ngoko diperinci menjadi ngoko madya, ngoko biasa dan ngoko sae.
Dalam masyarakay kota besar yang heterogen dan multi etnis, tingkat status sosial berdasarkan derajad kebangsawanan mungkin sudah tidak ada , atau walaupun ada sudah tidak domonan lagi. Sebagai gantinya adalah lapisan tingkatan dilihat status sosial ekonomi. Itulah keadaan masyarakat ibu kota yang di kenal sebagai golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah. Pihak yang berpredikat golongan atas, golongan menengah ataupun golongan bawah bersifat relatif, agak sukar ditentukan, namun kalau dilihat dari keadaan/status sosial ekonomi, maka anggota ketiga golongan itu bisa ditentukan.Masalah kita sekarang adalah adakah hubungan antara kelas-kelas golongan sosial ekonomi ini dari penggunaan bahasa.

1. PENGERTIAN

A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.

B. PENGERTIAN STATUS SOSIAL

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

C. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.


D. PENGERTIAN DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah
Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market yang ada.
Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
 Kelas sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :Ø


1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun secara umum dapat diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas sosial ada di dalamnya adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian kelas sosial atas paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan kelas social bawah paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada berpindah atau bergeser ke kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun vertical ke bawah. Kelas sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana keterkaitan dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol adat yang ada sebagai symbol dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi.
Masyarakat modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol kelas sosialnya dengan panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan gedung mewah maupun mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas.
Batas-batas kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga sangat mungkin terjadi interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah atas , maupun kelas menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam ini untuk menunjukan bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah yang dalam kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas juga menjelaskan bahwa yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu dengan yang lain dan kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil totalitas dari kriteria penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal pendidikan memiliki gelar S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi pengaruh di dalam kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap digolongkan pada kelas sosial tinggi.
Demikian juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum memilki pekerjaan maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas menengah dan tidak pada kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas sosial bagi seseorang adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial yang dimilki dan itu bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain dari dirinya sendiri.

2. Kelas Sosial TertutupØ
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan darah.
Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya.
Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.

2. Klasifikasi Kelas Sosial
    Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
    a. Berdasarkan Status Ekonomi.
        1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
            dan;
             - Golongan sangat kaya
             - Golongan kaya
             - Golongan miskin

            Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:

           1. Golongan Sangat Kaya
           2. Golongan Kaya
           3. Golongan Miskin

Ket :
            Golongan pertama       : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri
                                       dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua          : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
                                      masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga          : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
                                       kebanyakan rakyat biasa.


        2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
              a. Golongan kapitalis atau borjuis            : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
          produksi.
              b. Golongan menengah                            : terdiri dari para pegawai pemerintah.
              c. Golongan proletar                                : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
       produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum 
       buruh atau pekerja pabrik.
        
         Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis
         karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan
         demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan
         kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.


         3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
             a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
             b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
             c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
             d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
             e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
             f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)

                 Kelas sosial pertama         : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
                 Kelas sosial kedua            : belum lama menjadi kaya
                 Kelas sosial ketiga            : pengusaha, kaum profesional
                 Kelas sosial keempat        : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
                                                 pengrajin terkemuka
                 Kelas sosial kelima           : pekerja tetap (golongan pekerja)
                 Kelas sosial keenam         : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
                                                             bergantung pada tunjangan.


         4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
             1. Kelas puncak (top class)
             2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
             3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
             4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
             5. Kelas bawah (underdog class)


    b. Berdasarkan Status Sosial
        Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
        Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial
        yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial
        yang rendah.
        Contoh :
         Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria,
         Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba.
         Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
         dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
         Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek
         dipakai oleh kasta Sudra.

    1.      Definisi Kelas Sosial
    Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
          atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama,
          walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
          Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
          masyarakat tersebut.

    Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
          menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
    Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
    Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.

     2.      Pengertian Status Sosial
     Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
           merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah
           lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat
           seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
     Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
           anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
           Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan
           (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan
           masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam
           suatu sistem sosial.

     Apa itu sistem sosial ?
     Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
     individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya.
     Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok
     masyarakat.

     c. Berdasarkan Status Politik
         Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
         mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak
         punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
         - pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
         - pejabat legislatif, dan
         - pejabat yudikatif.
           Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
           a. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
           b. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
           c. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala


 4. Cara Memperoleh Status
     Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan

     adalah sbb:
     a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
         sudah diperoleh sejak lahir.
         Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
     b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
         Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,    
         camat, ketua OSIS dsb.
     c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan stats
         melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas
         jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat.
         Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.



 5. Akibat Adanya Status Sosial
     Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
     disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan
     terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan
     Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik
     status.

    Macam-macam Konflik Status:
    a. Konflik Status bersifat Individual:
        Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
        Contoh: - Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
                      - Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
    b. Konflik Status Antar Individu:
        Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status
        yang dimilikinya.
       Contoh: - perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
                     - Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
                        mereka.
    c. Konflik Status Antar Kelompok:
        Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
        lain.
        Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen

        yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
        kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika
        membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula
        berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan
        Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling
        berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.

6. Pengertian Peranan Sosial
    a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
        melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah
        menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
        memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak
        ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh:
        Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
        Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat,

        ketua OSIS dsb.
        - Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
        - Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.

       Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang
       dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan
       beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai
       peranan sebagai Konflik peranan timbul ketika seseorang harus memilih salah satu diantara
       peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan kantor.

    b. Konflik Peranan Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau

        lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam
        keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan
        yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
        ideal/sempurna.
        Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus

        memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan
        membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia
        harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas.
        isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat g 7. Tiga Cakupan Peranan Sosial
        Peranan sosial dapat mencakup tiga hal berikut:

        1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
            masyarakat.
            Contoh: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
            anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai
            dengan posisinya.
        2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
            masyarakat.
            Contoh: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing
            dan menjadi panutan bagi para muridnya.
        3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
            masyarakat.
            Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam
            masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
 7. Fungsi Peranan Sosial
     Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
     1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat,
         seperti peran sebagai ayah atau ibu.
     2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
         mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran
         dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.

Sumber :
http://adulchuletta.blogspot.co.id/2009/12/kelas-sosial-dan-status.html