Minggu, 29 November 2015

MASYARAKAT PERKOTAAN - ISD

MASYARAKAT PERKOTAAN - ISD





A. PENGERTIAN MASYARAKAT

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia :

1.      Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
      menghasilkan kebudayaan.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
         organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
         yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
   yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
         mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
         tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
         kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Berikut ini adalah beberapa pendapat para sarjana tentang arti masyarakat, misalnya:
1.      R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2.      M. J. Herskovits : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3.      J. L. Gillin dan J. P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar dan mempunyai kebasiaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
1.    S. R. Steinmentz : seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat ada teratur.
2.    Hasan Sadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
      manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.

Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1.      Ada sistem tindakan utama.
2.      Saling setia pada sistem tindakan utama.
3.      Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4.      Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.


B. PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Secara umum, masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
      1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
    pedesaan.
      2.  Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
    kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham
    politik dsb.
      3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
      4.  Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
      5.   Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan
          dari pada faktor pribadi.
      6.  Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.  
7    7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima
          pengaruh dari luar.

                     Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

                        Disamping itu, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan saling berhubungan. Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.

Tipe Masyarakat
Tipe masyarakat terbagi kedalam 2 golongan yaitu:


a. Masyarakat terbuka
    Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dapat dibedakan menjadi 2 kelompok,
    yaitu:

   1. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
       Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif.
       Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut
       akan diterima dengan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat merusak norma-norma
       sosial yang ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.

   2. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
       Semua unsur-unsur yang masuk dalam masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga
       perlu diikuti terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembangan
       ilmu dan teknologi mereka sangat maju dan cepat perkembangannya. Keadaan ini membuat
       sebagian masyarakat lupa bahwa semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang
       modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut Westernisasi.

b. Masyarakat tertutup
            Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka berpikiran bahwa perubahan akan
    menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan,
    adakalanya mereka menerima perubahan, namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tidak mau
    menerimanya sama sekali. Mereka tidak mau bergaul dengan masyarakat luar. Contoh :
    Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan,
    kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah
    dari satu tempat ke tempat lain, dan mereka belum menggunakan pakaian.

 Perbedaan kota dengan desa



Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :
a. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
b. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan
    sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris,
    sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang
    pelayanan jasa.
d. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena
    disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki
    kepentingan berlainan.
e. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki
    keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang
    tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan
    miskin.
f. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan
   kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau
   horizontal.
g. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial
    selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa
    mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih
    dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti
    politik, pendidikan.
h. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada
   desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya
   semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.

Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Kota tergantung dengan desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yan dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.

Aspek positif dan negatif
Untuk menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman, tentram, nyaman, bagi warganya,
kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi berbagai masalah yang timbul
sebagai akibat warganya.
       a) Suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
     Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta
     memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
       b) Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan
           perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
       c) Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan
           antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam
           unsur ini termasuk :
     • Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)
     • Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan
              komunikasi kota.
       d) Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan
           kesenian.
       e) Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas
           keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan
           umum.

Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kauantitas dan kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan suatu kota. Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :

1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota
3. Membendung urbanisasi
4. Membangun kota satelit
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota
    besar
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah saya bahas diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Etika Masyarakat Perkotaan adalah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu dan masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
      1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
    pedesaan.
      2.  Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
    kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham
    politik dsb.
      3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
      4.  Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
      5.   Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan
          dari pada faktor pribadi.
      6.  Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.  
7    7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima
    pengaruh dari luar.


Sumber 

https://yellowreddk.wordpress.com/2015/01/07/ilmu-sosial-dasar-masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/
https://lorentfebrian.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/
http://annasnj.blogspot.co.id/2014/12/tugas-3-isd-bab-vii-masyarakat-pedesaan.html



MASYARAKAT PERDESAAN - ISD

MASYARAKAT PERDESAAN - ISD





A.    Pengertian Desa atau Pedesaan
    
 • Menurut Sutarjo Kartohadikusuma adalah satu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
    suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
 • Menurut Bintarto, desa merupakan perwujudan kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik,
    dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
    balik dengan daerah lain.
 • Menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri :
   1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara rbuan jiwa
   2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
   3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris, yang dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam,
            kekayaan alam, sedang pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sampingan.
Secara umum yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
     a. Antara warga mempunyai hubungan yang mendalam dan erat bila dibandingkan dengan
    masyarakat di luar batas-batas wilayahnya
     b. Sistem kehidpan umumnya berkelompok denagan dasar kekeluargaan (gemeinscharft atau
    paguyuban)
     c. Sebagian warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian, pekerjaan yang bukan pertanian
    merupakan pekerjaan part time sebagai pengisi waktu luang.
d. Masyarakat homogen seperti dalam mata pencaharian, agama, adat istiadat dsb.

B. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu terjadi
karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat
untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham yang
menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
a. Konflik/ pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/ rumah tangga
     juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dsb.
 b. Kontroversi/ pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan/ adat
     istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna/ black magic.
 c. Kompetisi/ persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila wujudnya saling
     meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.

C. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilain yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang senang
diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja dengan keras tetapi para
ahli lebih memberikan perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan
menjaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan
mengisi waktu-waktu kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di indonesia)
D. Sistem Nilai dan Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
     • Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan
   kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
     • Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai
   kedudukan.
     • Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
     • Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu
   yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha untuk
   menguasainya.
     • Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa
   dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.

E. Karakteristik dan ciri-ciri masyarakarat pedesaan




            Secara umum, masyarakat pedesaan lebih bersosialisasi dengan kepribadian yang
     sederhana. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang-orang di
     sekitarnya, sehingga mereka hampir hafal semua penduduk yang tinggal di desa. Masyarakat
     pedesaan juga sangat ramah terhadap orang asing yang belum dikenalnya. Untuk kepribadian,
     masyarakat pedesaan lebih terkesan santai karena kerjanya tidak terlalu berat seperti
     masyarakat perkotaan. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan
     dan bersifat horizontal serta mementingkan kebersamaan. Pola solidaritas sosial masyarakat
     pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan.

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri
     dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
     situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
     masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta
     teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri
     ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat
     umum:
    1. Sederhana
    2. Mudah curiga
    3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
    4. Mempunyai sifat kekeluargaan
    5. Lugas atau berbicara apa adanya
    6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
    7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
    8. Menghargai orang lain
    9. Demokratis dan religius
  10. Jika berjanji, akan selalu diingat

Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
     kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
     santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.

Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih
     mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.
     Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.

Ada beberapa ciri yang mencolok pada masyarakat pedesaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaan sangat erat dalam diri masyarakat pedesaan
2. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara ribuan jiwa
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi oleh alam
    seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah
    bersifat sambilan
4. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
5. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
    mendalam dan erat
6. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat dan
    sebagainya
7. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan

Gotong Royong
Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun,
Pancasila,hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat
Indonesia. Contohnya  seperti :
1. Membersihkan lingkungan bersama
2. Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan
3. Saling membantu sesama warga
4. Bahu membahu dalam pembangunan desa

Gejala Mayarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras
tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang senang diam tanpa
aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih
memberikan perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga agar
cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan mengisi waktu-waktu
kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di indonesia)

Sistem Budaya Petani Indonesia
Sejarah perjuangan hidup umat manusia hanya akan bermuara pada dua latar belakangbudaya,
budaya petani (bertani, berternak dan menangkap ikan sebagai nelayan) dan budayapedagang.
Indonesia, secara sadar mentransformasi budaya petani ke dalam budaya industri. Dan budaya itu
pula yang menjiwai budaya industrinya. Apa dan bagaimana “budaya petani” dan “budaya
pedagang” dapat tergambar dalam kisah sederhana.

Unsur – unsur Desa :
1. daerah
2.  penduduk
3. corak kehidupan
4.  unsur gotong royong

Fungsi Desa : 
1. Pertama, dalam hubungan dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah
    dukung yang berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw
    material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
3.Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa
   manufaktur, desa industry, desa nelayan dan sebagainya.

Perbedaan Masyarakat  Desa dan Kota
     Kehidupaan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling
mendasar adalah keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan
segi-segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah bodoh, lambat
dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan seperti ini karena masyarakat kota
hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan kurang banyak pengalaman.
     Untuk memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara universal
dan obyektif. Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah
orang, tingal dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa
solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.
     Masyarakat pedesaan ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnyya, seperti ada kolektifitas,
petani iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb.
     Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan
sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat
yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat
tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan,
ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, perbedaan sosisal, mobilitas
sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas
sosial, dan nilai atau sistem lainnya.
     Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan
perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang
mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Untuk menjelaskan
perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal sebagai berikut:

           1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
    Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di
    daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani
    realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya.      
           2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
    Pada umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagan
    merupakan mata pencaharian sekunder. Sedangkan di masyarakat kota, mata pencaharian
    cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
           3. Ukuran Komunitas
               Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
           4. Kepadatan Penduduk
    Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk
    perkotaan.
           5. Homogenitas dan Heterogenitas
    Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri social dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat
    istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
    masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
    dengan macam-macam subkultur, kesenangan, kebudayaan dan mata pencaharian.
           6. Diferensiasi Sosial
    Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam
    diferensiasi social. Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat
    pedesaan.
           7. Pelapisan Sosial
    Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” antara masyarakat kota dan masyarakat
    desa, namun di sini saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu pada masyarakat desa,
    kesenjangan (gap) antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar, sedangkan
    pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar.
           8. Mobilitas Sosial
    Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke
    kelompok sosial lainnya, terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh
    penduduk kota yang heterogen. Dengan demikian, maka mobilitas sering terjadi di perkotaan
    dibandingkan dengan di pedesaan.
           9. Interaksi Sosial
    Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek
    kualitasnya maupun kuantitasnya.
         10. Pengawasan Sosial
    Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi
    dan ramah tamah (informal). Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang
    “terkena” aturan yang ditegakkan.
         11. Pola Kepemimpinan
    Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari
    individu dibandingkan dengan kota.
         12. Standar Kehidupan
    Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan
    untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan, sedangkan
    di desa terkadang tidak demikian.
         13. Kesetiakawanan Sosial   
    Kesetiakawanan sosial atau kesatuan dan kepaduan pada masyarakat pedesaan merupakan
    akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan yang sama, di mana
    bagian dari masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat informal dan tidak bersifat
    kontrak sosial (perjanjian).
         14. Nilai dan Sistem Nilai
    Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara,
    dan norma yang berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga
    masih berperan. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama
    dengan sistem nilai desa.

 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah saya bahas diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Etika
Masyarakat Perdesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang
berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hamper sama (homogen) disuatu
daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian
(agraris). Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara
kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di
kota tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa,
begitu juga sebaliknya.


Sumber :
http://penulisinspirasi.blogspot.co.id/2012/12/tugas-isd-6.html
https://yellowreddk.wordpress.com/2015/01/07/ilmu-sosial-dasar-masyarakat-pedesaan-dan
masyarakat-perkotaan/
http://annasnj.blogspot.co.id/2014/12/tugas-3-isd-bab-vii-masyarakat-pedesaan.html