Minggu, 29 November 2015

MASYARAKAT PERKOTAAN - ISD

MASYARAKAT PERKOTAAN - ISD





A. PENGERTIAN MASYARAKAT

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia :

1.      Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
      menghasilkan kebudayaan.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
         organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
         yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
   yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
         mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
         tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam
         kelompok / kumpulan manusia tersebut.

Berikut ini adalah beberapa pendapat para sarjana tentang arti masyarakat, misalnya:
1.      R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2.      M. J. Herskovits : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3.      J. L. Gillin dan J. P. Gillin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar dan mempunyai kebasiaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
1.    S. R. Steinmentz : seorang sosiolog bangsa Belanda mengatakan, bahwa masyakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat ada teratur.
2.    Hasan Sadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa
      manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.

Syarat-syarat Menjadi Masyarakat
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1.      Ada sistem tindakan utama.
2.      Saling setia pada sistem tindakan utama.
3.      Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4.      Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.


B. PENGERTIAN MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut juga sebagai urban community, pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan seta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Secara umum, masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
      1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
    pedesaan.
      2.  Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
    kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham
    politik dsb.
      3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
      4.  Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
      5.   Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan
          dari pada faktor pribadi.
      6.  Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.  
7    7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima
          pengaruh dari luar.

                     Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.

                        Disamping itu, masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan saling berhubungan. Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.

Tipe Masyarakat
Tipe masyarakat terbagi kedalam 2 golongan yaitu:


a. Masyarakat terbuka
    Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dapat dibedakan menjadi 2 kelompok,
    yaitu:

   1. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
       Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif.
       Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut
       akan diterima dengan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat merusak norma-norma
       sosial yang ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.

   2. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
       Semua unsur-unsur yang masuk dalam masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga
       perlu diikuti terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembangan
       ilmu dan teknologi mereka sangat maju dan cepat perkembangannya. Keadaan ini membuat
       sebagian masyarakat lupa bahwa semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang
       modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut Westernisasi.

b. Masyarakat tertutup
            Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka berpikiran bahwa perubahan akan
    menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan,
    adakalanya mereka menerima perubahan, namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tidak mau
    menerimanya sama sekali. Mereka tidak mau bergaul dengan masyarakat luar. Contoh :
    Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan,
    kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah
    dari satu tempat ke tempat lain, dan mereka belum menggunakan pakaian.

 Perbedaan kota dengan desa



Dalam menentukan suatu masyarakat sebagai kota atau desa dapat dilihat dari ciri-cirinya seperti :
a. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak daripada desa.
b. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan perkotaan
    sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
c. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris,
    sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier yaitu bidang
    pelayanan jasa.
d. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen karena
    disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memliki
    kepentingan berlainan.
e. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang memiliki
    keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki kedudukan dan upah yang
    tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan yang menyolok antara kaya dan
    miskin.
f. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu perpindahan
   kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan kedudukan yang setingkat atau
   horizontal.
g. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi sosial
    selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sebisa
    mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat perkotaan dalam interaksi lebih
    dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial. Selain itu juga motif non sosial seperti
    politik, pendidikan.
h. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
i. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi daripada
   desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka kompleksitasnya
   semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.

Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Kota tergantung dengan desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yan dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.

Aspek positif dan negatif
Untuk menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman, tentram, nyaman, bagi warganya,
kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi berbagai masalah yang timbul
sebagai akibat warganya.
       a) Suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
     Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta
     memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
       b) Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan
           perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
       c) Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan
           antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam
           unsur ini termasuk :
     • Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya ( terminal, parkir dll)
     • Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan
              komunikasi kota.
       d) Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan
           kesenian.
       e) Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas
           keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan
           umum.

Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kauantitas dan kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan suatu kota. Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :

1. Menekan angka kelahiran
2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota
3. Membendung urbanisasi
4. Membangun kota satelit
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota
    besar
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah saya bahas diatas dapat disimpulkan bahwa Karakteristik Etika Masyarakat Perkotaan adalah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup individual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikat oleh adat atau norma tertentu dan masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
      1. Kehidupan keagaamaan kurang apabila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
    pedesaan.
      2.  Pada umumnya orang kota mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
    kehidupan keluarga dikota sukar untuk disatukan karena perbedaan kepentingan, agama, paham
    politik dsb.
      3. Pembagian kerja dalam masyarakat kota jauh lebih tegas dan mempunyai batas-batas nyata.
      4.  Kemungkinan mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh.
      5.   Jalan pikiran yang rasional, menyebabkan interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada kepentingan
          dari pada faktor pribadi.
      6.  Jalan kehidupan yang cepat di kota menyebabkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota.  
7    7.  Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata sebab kota lebih terbuka dalam menerima
    pengaruh dari luar.


Sumber 

https://yellowreddk.wordpress.com/2015/01/07/ilmu-sosial-dasar-masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/
https://lorentfebrian.wordpress.com/perbedaan-masyarakat-kota-dengan-masyarakat-desa/
http://annasnj.blogspot.co.id/2014/12/tugas-3-isd-bab-vii-masyarakat-pedesaan.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar