Minggu, 16 April 2017

Manajemen Layanan Sistem Informasi

ITSM

ITSM (Information Technology Service Management), Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.
ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (seperti TQMSix SigmaBusiness Process Management, dan CMMI). Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.
ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecturearsitektur operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung kepada konsumennya.
Sesuai dengan fungsi ini, ITSM sering dianggap sebagai analogi disiplin ERP pada TI, walaupun sejarahnya yang berakar pada operasi TI dapat membatasi penerapannya pada aktivitas utama TI lainnya seperti manajemen portfolio TI dan rekayasa perangkat lunak.

ITSM memfokuskan diri pada 3 (tiga) tujuan utama, yaitu:
Ø  Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan sekarang dan akan datang dari bisnis dan pelanggannya.
Ø   Memperbaiki kualitas layanan-layanan TI.
Ø   Mengurangi biaya jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut

Manfaat ITSM
Ø  Peningkatan mutu penyediaan layanan
Ø   Biaya kualitas pelayanan dapat dibenarkan
Ø  Pelayanan yang memenuhi  kebutuhan bisnis, pelanggan dan tuntutan dari user
Ø  Proses Bisnis yang terjadi dapat lebih terpusat
Ø   Setiap orang mengetahui peran dan tanggung jawab mereka dalam penyediaan layanan
Ø   Belajar dari pengalaman sebelumnya
Ø  Indikator kinerja dapat dibuktikan.

4 Perspektif ITSM

1. Partners/Suppliers Perspective
            Mempertimbangkan pentingnya hubungan antara pihak eksternal/partner/supplier dan bagaimana mereka berkontribusi dalam service delivery.

2. People Perspective
            fokus terhadap area yang lebih “soft” dari IT Staff, customer, pemegang saham dan lainnya, seperti, apakah staff sudah memiliki, kemampuan dan pengetahuan untuk menjalankan peran mereka?
3. Products/Technology Perspective
            Mempertimbangkan bagaimana peran dari teknologi, hardware,software bahkan sampai budgeting.
4. Process Perspective
Berkaitan end-to-end dari service delivery berdasarkan proses yang sedang berjalan.

STANDAR ITSM
Ø  Penjelasan tentang proses yang diperlukan untuk memberikan dan dukungan IT Services untuk pelanggan
Ø  Tujuan utama adalah untuk menyampaikan dan mendukung teknologi atau produk yang dibutuhkan oleh key business untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi
Ø  Memberikan peran dan tanggung jawab bagi orang yang terlibat termasuk staf TI, pelanggan dan stakeholder lainnya yang terlibat
Ø   Pengelolaan pihak eksternal yang terlibat dalam peran dan dukungan teknologi atau produk yang ada.

Kerangka kerja
Kerangka kerja (framework) yang dianggap dapat memberikan contoh penerapan ITSM di antaranya:
·       Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
·       Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
·       Software Maintenance Maturity Model
·       PRM-IT IBM's Process Reference Model for IT
·       Application Services Library (ASL)
·       Business Information Services Library (BISL)
·       Microsoft Operations Framework (MOF)
·       eSourcing Capability Model for Service Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.

            STUDI KASUS PEMANFAATAN COBIT SEBAGAI FRAMEWORK AUDIT TI
                                                               DIPERTAMINA

Teknologi informasi memiliki peranan penting bagi setiap organisasi baik lembaga pemerintah maupun perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan organisasi. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan organisasi sendiri.
Semua kegiatan yang dilakukan pasti memiliki risiko, begitu juga dengan pengelolaan TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengidentifikasikan segala bentuk risiko dari penerapan TI dan penanganan dari risiko-risiko yang akan dihadapi. Untuk itu organisasi memerlukan adanya suatu penerapan berupa Tata Kelola TI (IT Governance) (Herawan, 2012).
Pemanfaatan dan pengelolaan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini sudah menjadi perhatian di semua bidang dikarenakan nilai aset yang tinggi yang mempengaruhi secara langsung kegiatan dan proses bisnis. Kinerja TI terhadap otomasi pada sebuah organisasi perlu selalu diawasi dan dievaluasi secara berkala agar seluruh mekanisme manajemen TI berjalan sesuai dengan perencanaan, tujuan, serta proses bisnis organisasi. Selain itu, kegiatan pengawasan dan evaluasi tersebut juga diperlukan dalam upaya pengembangan yang berkelanjutan agar TI bisa berkontribusi dengan maksimal di lingkungan kerja organisasi. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah standar internasional untuk tata kelola TIyang dikembangkan oleh ISACA (Information System and Control Association) dan ITGI (IT Governance Institute) yang bisa dijadikan model pengelolaan TI mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. (Wibowo, 2008).
Contoh penerapan COBIT di PT Pertamina
Sejalan dengan perkembangan komponen elektronik yang sangat cepat, perkembangan TI juga menjadi semakin cepat. Hal tersebut mempunyai pengaruh dalam perkembangan industri perminyakan yang ada di Indonesia. Pertamina yang merupakan Industri sekaligus perusahaaan perminyakan yang terbesar di Indonesia sangat membutuhkan teknologi Informasi demi kemajuan perusahaannnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal itu, pertamina menerapkan metode COBIT dalam mengembangkan TI-nya.
Untuk mengukur seberapa jauh keselarasan antara proses bisnis, aplikasi, dan strategi bisnis perusahaan, maka perlu dilakukan audit sistem informasi dengan standar COBIT 4.1. Standar COBIT dipilih karena dapat memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan pengaturan proses TI yang mendukung strategi bisnis.
Berikut ini domain PO dan ME dalam audit di PT Pertamina :
PO1 : Strategic IT Plan and Direction
Pra-implementasi
1.       Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi.
2.      Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi bisnis Perusahaan.
3.       Penyusunan rancangan dan desain teknis.
4.      Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara fisik dan fungsional.
Implementasi
1.       Perencanaan yang matang.
2.       Pelatihan dan pengembangan SDM.
3.       Pembakuan/standardisasi mutu layanan.
4.       Evaluasi dan pengendalian sistem.
5.  Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planning).
Tahap Pengembangan
1.    Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi.
2.    Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System.
3.    Penggunaan satu Enterprise Resources Planning (ERP) sebagai back office system,
     dan aplikasi ekstensi lainnya.

Tahap Pengendalian
1.  Mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengelolaan
    TI.
2. Mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi informasi yang
    terjadi.
3.  Melakukan pemantauan secara berkala.
4.  Membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja teknologi informasi.
5. Bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang disepakati (service
    level agreement) dan di-review secara berkala.
PO2 : Define the Information Architecture
PT PERTAMINA bekerjasama dengan INKOM LIPI, untuk pembuatan PANDUAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTAMINA (PTIP).
1. Sistem informasi umum dimana jaringan ini ditujukan untuk keperluan masyarakat umum
    yang memerlukan informasi baik berupa Teletex, videotex, electronic mail, berita, dll.
    Dalam sistem ini sarana yang digunakan adalah melalui sarana umum, dapat melalui
    telepon ataupun pemancar radio dan televisi.
2. Otomasi Kantor dalam sebuah kantor yang menggunakan fasilitas Digital PABX (sentral
    telepon digital), jaringan komputer, dll, untuk menunjang operasi kantor.
3. Otomasi industri. Semua aktititas dalam suatu industri didatakan dan dikendalikan
    dengan komputer, sehingga hasil perencanaan, hasil produksi, distribusi pemasaran, dll,
    dapat dicapai dengan optimum.
4. Decision Support System (DSS). Dengan dukungan sudah adanya data (informasi) yang
    terintegrasi dapat dibuat suatu program untuk pengembangan data dan untuk analisis
    yang kemudian dapat dibuat simulasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini akan sangat
    membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.
5. Expert System. Dengan adanya jaringan dan peralatan yang dapat dilakukan secara
    otomatis, berkembanglah program-program yang dapat memberikan kesimpulan
PO3 : Determine Technological Direction
Teknologi Informasi yang diterapkan di perusahaan PT Pertamina sudah canggih, semua sistem informasi sudah terintegrasi. Salah satu contohnya yaitu penggunaan SAP yang menghabiskan biaya puluhan juta Dollar.
PO4 : Define the IT Processes, Organization and Relationships
Perusahaan PT Pertamina memiliki divisi sendiri , yaitu divisi TI yang menangani pembangunan TI di perusahaan.
PO5 : Manage the IT Investment
PT Pertamina dalam mengembangkan TI-nya rela menggelontorkan jutaan Dollar. Seperti contohnya pada penerapan SAP yang sudah dijelaskan sebelumnya.
PO6 : Communicate Management Aims and Direction
PT Pertamina dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan sesuai dengan aturan dalam RUPS, memfasilitasi pertemuan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), baik yang core business maupun non core business.
PO7 : Manage IT Human Resource
Manajemen TI di PT Pertamina:
1.       Perencanaan Tenaga Kerja.
2.       Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja.
3.       Seleksi dan Program Orientasi.
4.       Penempatan Pekerja.
Untuk divisi TI di PT Pertamina diketuai oleh Kepala Divisi yang memimpin anggotanya. Kepala Divisi ini ada di setiap anak perusahaan.
PO8 : Manage Quality
PT Pertamina sangat seruis dalam mengembangkan TI di perusahaannya. Ini dibuktikan dengan diraihnya sertifikat ISO 20000:2005 dari Badan Sertifikasi TUV atas pengelolaan ICT Pertamina bertepatan dengan hari ulang tahun ke-53.
Domain ME :
ME1 : Evaluate IT Process
Sejak 4 Juni 2010 lalu, deretan aplikasi front-end bertambah lagi dengan kehadiran Aplikasi Web Mutasi. Aplikasi yang dikembangkan secara inhouse ini merupakan kerjasama HR Corporate Function dan CSS dalam membuat terobosan efisiensi proses penerbitan SK Mutasi hingga update data di SAP.
ME2 : Internal Control
GO LIVE REMEDY. Sebagai bukti keseriusan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jajaran di lingkungan Kantor Pusat, Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi (SBTI) layanan dalam COBIT, yaitu Manage Service Desk Incident, Manage Problem, Manage Service Levels, serta Monitor and Evaluated IT Performance.
ME4 : Kebijakan umum
Ø  Teknologi Informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa perusahaan yang unggul dan kompetitif.
Ø  Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
Ø  Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
Daftar Pustaka : 
https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM

https://www.academia.edu/9709688/TUGAS_MATA_KULIAH_AUDIT_DAN_EVALUASI_TEKNOLOGI_INFORMASI_COBIT_Control_Objectives_for_Information_and_related_Technology_Chief_Information_Officer_Magister_Teknologi_Informasi

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj4mYazjanTAhXDMo8KHQNaCmUQFghPMAY&url=http%3A%2F%2Fpasca.undip.ac.id%2Fid%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F05%2FInformation-Technology-Service-Management.pptx&usg=AFQjCNHr9VNhC_5wrKxl_otM8t5U6K22sA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar