Selasa, 24 November 2015

PERBEDAAN TINGKATAN SOSIAL - ISD

PERBEDAAN TINGKATAN SOSIAL - ISD

Tingkatan Sosial

Masyarakat merupakan keadaan yang beragam, termasuk tingkatan sosial didalamnya. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat hubungan antara bahasa dengan tingkatan sosial yang ada didalam masyarakat.Tingkatan sosial di dalam masyarakat ini dapat ditinjau dari dua segi. 
Pertama, dari segi kebangsawanan; dan yang kedua dari segi kadudukan sosial yang berupa tingkatan pendidikan dan keadaan sosial ekonomi yang dimiliki. Biasanya orang yang mamiliki taraf pendidikan tinggi maka keadaan perekonomian juga tinggi, namun hal ini tidaklah mutlak.Bisa saja orang yang memiliki taraf pendidikan yang baik, namun taraf perekonomianya kurang baik. Di sisi lain orang yang tidak memiliki taraf pendidikan yang baik, namun memiliki keadaan sosial ekonomi yang baik.
Kebangsawanan dan bahasa, bagaimanakah bentuk hubunganya? Untuk dapat melihat hubunganya, kita ambil contoh masyarakat tutur bahasa Jawa. Di lihat dari segi kebangsawanan, masyarakat Jawa di bagi menjadi beberapa tingkat, antara lain wong cilik, wong saudagar, priyayi dan ndara (menurut pendapat Kuntjaraningrat). Dari penggolongan itu jelas adanya pebedaan tingkat dalam masayarakat tutur bahasa jawa. Dasarkan penggolongan, maka di dalam masyarakat jawa memiliki berbagai variasi bahasa yang di gunakan sesuai dengan tingkat sosialnya. Ragam bahasa yang di gunakan oleh kalangan wong cilik berbeda dengan ragam bahasa yang di gunakan oleh para priayi. Tingkat sosial yang berbeda juga menyebabkan perbedaan variasi yang berbeda. Sebagi contoh apabila wong cilik berbicara dengan priyayi atau ndara atau petani yang tidak berpendidikan berbicara dengan ndara yang berpendidikan, maka masing – masing menggunakan variasi bahasa jawa yang berlainan. Pihak yang tingkat sosialnya lebih rendah menggunakan tingkat bahasa yang lebih tinggi yaitu krama, dan yang tingkat sosialnya lebih tinggi menggunakan tingkat bahasa yang lebih rendah, yaitu ngoko. Variasi bahasa seperti ini di dalam bahasa jawa disebut undak usuk. Penggunakan tingkatan bahasa yang disebut undak usuk ini mempertimbangkan kedudukan tingkat sosial yang dimiliki. Adanya tingkat – tingkat bahasa ini menyebabkan penutur dari masyarakat jawa tersebut untuk mengetahui lebih dulu kedudukan sosialnya terhadap lawan bicaranya. Ada kalanya mudah, tetapi seringkali tidak mudah. Lebih – lebih lagi kalau terjadi si penutur lebig tinggi kedudukan sosialnya tetapi usianya lebih muda. Atau sebaliknya, kedudukan sosialnya lebih rendah, tetapi usianya lebih tua dari lawan bicarnya. Kesulitan ini di tambah pula dengan semacam kode otik, bahwa seorang penutur tidak boleh menyebut dirinya dengan tingkat bahasa yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat di lihat betapa rumitnya pemilihan var iasi bahasa untuk berbicara bahasa jawa.
Berkaitan dengan adanya undak usuk ini bahasa jawa terbagi menjadi dua, yaitu krama untuk tingkat tinggi dan ngoko untuk tingkat rendah.namun diantara keduanya masih terdapat adayan tingkat – tingkat anatara. Seorang pakat bahasa jawa bernama Uhlenbeck membagi tingkat variasi bahasa jawa menjadi tiga, yaitu krama, madya,danngoko.selanjutnya, masing – masing di bagi lagi menjadi muda krama, kramantara, danwreda krama, madyangngko, madyantara, dan madyakrama; ngoko sopan dan ngoko andhap.Cliffort Geertz, membagi menjadi dua bagian pokok, yaitu krama dan ngoko. Krama diperinci menjadi krama inggil, krama biasa dan krama madya. Sedangkan ngoko diperinci menjadi ngoko madya, ngoko biasa dan ngoko sae.
Dalam masyarakay kota besar yang heterogen dan multi etnis, tingkat status sosial berdasarkan derajad kebangsawanan mungkin sudah tidak ada , atau walaupun ada sudah tidak domonan lagi. Sebagai gantinya adalah lapisan tingkatan dilihat status sosial ekonomi. Itulah keadaan masyarakat ibu kota yang di kenal sebagai golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah. Pihak yang berpredikat golongan atas, golongan menengah ataupun golongan bawah bersifat relatif, agak sukar ditentukan, namun kalau dilihat dari keadaan/status sosial ekonomi, maka anggota ketiga golongan itu bisa ditentukan.Masalah kita sekarang adalah adakah hubungan antara kelas-kelas golongan sosial ekonomi ini dari penggunaan bahasa.

1. PENGERTIAN

A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.

B. PENGERTIAN STATUS SOSIAL

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

C. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.


D. PENGERTIAN DIFERENSIASI SOSIAL

Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah
Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market yang ada.
Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
 Kelas sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :Ø


1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun secara umum dapat diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas sosial ada di dalamnya adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian kelas sosial atas paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan kelas social bawah paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada berpindah atau bergeser ke kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun vertical ke bawah. Kelas sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana keterkaitan dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol adat yang ada sebagai symbol dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi.
Masyarakat modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol kelas sosialnya dengan panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan gedung mewah maupun mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas.
Batas-batas kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga sangat mungkin terjadi interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah atas , maupun kelas menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam ini untuk menunjukan bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah yang dalam kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas juga menjelaskan bahwa yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu dengan yang lain dan kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil totalitas dari kriteria penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal pendidikan memiliki gelar S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi pengaruh di dalam kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap digolongkan pada kelas sosial tinggi.
Demikian juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum memilki pekerjaan maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas menengah dan tidak pada kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas sosial bagi seseorang adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial yang dimilki dan itu bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain dari dirinya sendiri.

2. Kelas Sosial TertutupØ
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan darah.
Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya.
Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.

2. Klasifikasi Kelas Sosial
    Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
    a. Berdasarkan Status Ekonomi.
        1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
            dan;
             - Golongan sangat kaya
             - Golongan kaya
             - Golongan miskin

            Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:

           1. Golongan Sangat Kaya
           2. Golongan Kaya
           3. Golongan Miskin

Ket :
            Golongan pertama       : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri
                                       dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua          : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
                                      masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga          : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
                                       kebanyakan rakyat biasa.


        2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
              a. Golongan kapitalis atau borjuis            : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
          produksi.
              b. Golongan menengah                            : terdiri dari para pegawai pemerintah.
              c. Golongan proletar                                : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
       produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum 
       buruh atau pekerja pabrik.
        
         Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis
         karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan
         demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan
         kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.


         3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
             a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
             b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
             c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
             d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
             e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
             f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)

                 Kelas sosial pertama         : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
                 Kelas sosial kedua            : belum lama menjadi kaya
                 Kelas sosial ketiga            : pengusaha, kaum profesional
                 Kelas sosial keempat        : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
                                                 pengrajin terkemuka
                 Kelas sosial kelima           : pekerja tetap (golongan pekerja)
                 Kelas sosial keenam         : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
                                                             bergantung pada tunjangan.


         4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
             1. Kelas puncak (top class)
             2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
             3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
             4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
             5. Kelas bawah (underdog class)


    b. Berdasarkan Status Sosial
        Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
        Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial
        yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial
        yang rendah.
        Contoh :
         Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria,
         Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba.
         Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
         dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
         Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek
         dipakai oleh kasta Sudra.

    1.      Definisi Kelas Sosial
    Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
          atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama,
          walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
          Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
          masyarakat tersebut.

    Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
          menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
    Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
    Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.

     2.      Pengertian Status Sosial
     Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
           merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah
           lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat
           seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
     Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
           anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
           Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan
           (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan
           masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti penting dalam
           suatu sistem sosial.

     Apa itu sistem sosial ?
     Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
     individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya.
     Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok
     masyarakat.

     c. Berdasarkan Status Politik
         Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
         mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak
         punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
         - pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
         - pejabat legislatif, dan
         - pejabat yudikatif.
           Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
           a. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
           b. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
           c. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala


 4. Cara Memperoleh Status
     Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan

     adalah sbb:
     a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
         sudah diperoleh sejak lahir.
         Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
     b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
         Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,    
         camat, ketua OSIS dsb.
     c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan stats
         melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas
         jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat.
         Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.



 5. Akibat Adanya Status Sosial
     Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
     disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan
     terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan
     Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik
     status.

    Macam-macam Konflik Status:
    a. Konflik Status bersifat Individual:
        Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
        Contoh: - Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
                      - Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
    b. Konflik Status Antar Individu:
        Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status
        yang dimilikinya.
       Contoh: - perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
                     - Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
                        mereka.
    c. Konflik Status Antar Kelompok:
        Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
        lain.
        Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen

        yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
        kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika
        membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula
        berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan
        Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling
        berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.

6. Pengertian Peranan Sosial
    a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
        melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah
        menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang
        memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak
        ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh:
        Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
        Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat,

        ketua OSIS dsb.
        - Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
        - Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.

       Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang
       dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang dapat memainkan
       beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai
       peranan sebagai Konflik peranan timbul ketika seseorang harus memilih salah satu diantara
       peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan kantor.

    b. Konflik Peranan Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau

        lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam
        keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan
        yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
        ideal/sempurna.
        Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus

        memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan
        membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia
        harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas.
        isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat g 7. Tiga Cakupan Peranan Sosial
        Peranan sosial dapat mencakup tiga hal berikut:

        1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
            masyarakat.
            Contoh: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
            anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai
            dengan posisinya.
        2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
            masyarakat.
            Contoh: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing
            dan menjadi panutan bagi para muridnya.
        3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
            masyarakat.
            Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam
            masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
 7. Fungsi Peranan Sosial
     Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
     1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat,
         seperti peran sebagai ayah atau ibu.
     2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
         mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan, seperti peran
         dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.

Sumber :
http://adulchuletta.blogspot.co.id/2009/12/kelas-sosial-dan-status.html

                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar