PERBEDAAN TINGKATAN SOSIAL - ISD
Tingkatan Sosial
Masyarakat merupakan keadaan yang beragam, termasuk
tingkatan sosial didalamnya. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat hubungan
antara bahasa dengan tingkatan sosial yang ada didalam masyarakat.Tingkatan
sosial di dalam masyarakat ini dapat ditinjau dari dua segi.
Pertama, dari segi
kebangsawanan; dan yang kedua dari
segi kadudukan sosial yang berupa tingkatan pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi yang dimiliki. Biasanya orang yang mamiliki taraf pendidikan tinggi
maka keadaan perekonomian juga tinggi, namun hal ini tidaklah mutlak.Bisa saja
orang yang memiliki taraf pendidikan yang baik, namun taraf perekonomianya
kurang baik. Di sisi lain orang yang tidak memiliki taraf pendidikan yang baik,
namun memiliki keadaan sosial ekonomi yang baik.
Kebangsawanan dan bahasa, bagaimanakah bentuk hubunganya?
Untuk dapat melihat hubunganya, kita ambil contoh masyarakat tutur bahasa Jawa.
Di lihat dari segi kebangsawanan, masyarakat Jawa di bagi menjadi beberapa
tingkat, antara lain wong cilik, wong saudagar, priyayi dan ndara (menurut pendapat
Kuntjaraningrat). Dari penggolongan itu jelas adanya pebedaan tingkat dalam
masayarakat tutur bahasa jawa. Dasarkan penggolongan, maka di dalam masyarakat
jawa memiliki berbagai variasi bahasa yang di gunakan sesuai dengan tingkat
sosialnya. Ragam bahasa yang di gunakan oleh kalangan wong cilik berbeda dengan
ragam bahasa yang di gunakan oleh para priayi. Tingkat sosial yang berbeda juga
menyebabkan perbedaan variasi yang berbeda. Sebagi contoh apabila wong cilik
berbicara dengan priyayi atau ndara atau petani yang tidak berpendidikan
berbicara dengan ndara yang berpendidikan, maka masing – masing menggunakan
variasi bahasa jawa yang berlainan. Pihak yang tingkat sosialnya lebih rendah
menggunakan tingkat bahasa yang lebih tinggi yaitu krama, dan yang tingkat
sosialnya lebih tinggi menggunakan tingkat bahasa yang lebih rendah, yaitu
ngoko. Variasi bahasa seperti ini di dalam bahasa jawa disebut undak usuk.
Penggunakan tingkatan bahasa yang disebut undak usuk ini mempertimbangkan
kedudukan tingkat sosial yang dimiliki. Adanya tingkat – tingkat bahasa ini
menyebabkan penutur dari masyarakat jawa tersebut untuk mengetahui lebih dulu
kedudukan sosialnya terhadap lawan bicaranya. Ada kalanya mudah, tetapi
seringkali tidak mudah. Lebih – lebih lagi kalau terjadi si penutur lebig
tinggi kedudukan sosialnya tetapi usianya lebih muda. Atau sebaliknya,
kedudukan sosialnya lebih rendah, tetapi usianya lebih tua dari lawan bicarnya.
Kesulitan ini di tambah pula dengan semacam kode otik, bahwa seorang penutur
tidak boleh menyebut dirinya dengan tingkat bahasa yang lebih tinggi. Dengan
demikian dapat di lihat betapa rumitnya pemilihan var iasi bahasa untuk
berbicara bahasa jawa.
Berkaitan dengan adanya undak usuk ini bahasa jawa
terbagi menjadi dua, yaitu krama untuk tingkat tinggi dan ngoko untuk tingkat
rendah.namun diantara keduanya masih terdapat adayan tingkat – tingkat anatara.
Seorang pakat bahasa jawa bernama Uhlenbeck membagi tingkat variasi bahasa jawa
menjadi tiga, yaitu krama, madya,danngoko.selanjutnya, masing – masing di bagi lagi menjadi muda krama, kramantara, danwreda krama, madyangngko, madyantara, dan madyakrama; ngoko sopan dan ngoko andhap.Cliffort Geertz, membagi
menjadi dua bagian pokok, yaitu krama dan ngoko. Krama diperinci menjadi krama
inggil, krama biasa dan krama madya. Sedangkan ngoko diperinci menjadi ngoko
madya, ngoko biasa dan ngoko sae.
Dalam masyarakay kota besar yang heterogen dan multi
etnis, tingkat status sosial berdasarkan derajad kebangsawanan mungkin sudah
tidak ada , atau walaupun ada sudah tidak domonan lagi. Sebagai gantinya adalah
lapisan tingkatan dilihat status sosial ekonomi. Itulah keadaan masyarakat ibu
kota yang di kenal sebagai golongan atas, golongan menengah, dan golongan
bawah. Pihak yang berpredikat golongan atas, golongan menengah ataupun golongan
bawah bersifat relatif, agak sukar ditentukan, namun kalau dilihat dari
keadaan/status sosial ekonomi, maka anggota ketiga golongan itu bisa ditentukan.Masalah
kita sekarang adalah adakah hubungan antara kelas-kelas golongan sosial ekonomi
ini dari penggunaan bahasa.
1. PENGERTIAN
A. PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
B. PENGERTIAN STATUS SOSIAL
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
C. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
D. PENGERTIAN DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.
Kelas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kelas Sosial Atas
2. Kelas Sosial Menengah
3. Kelas Sosial Bawah
Kelas sosial atas biasanya mendapat penghormatan atau di hormati oleh kelas sosial dibawahnya karena beberapa keunggulan yang dimiliki kelas sosial atas misalnya kedudukan sosialnya maupun kekayaanya. Setiap kelas sosial yang ada, mereka yang ada di dalamnya biasanya memiliki kebiasaan dan perilaku dan gaya hidup yang sama. Misalnya kelas sosial atas kebiasaan belanjanya ke Mall atau ke super Market yang ada.
Kelas bawah tentunya akan belanja di warung-warung terdekat dengan pola makan seadanya bahkan sering kita jumpai mereka makan jauh dari kebutuhan gizi yang diperlukan. Pola-pola sosial dan gaya hidup telah memberikan kesadaran mereka akan kelas sosial yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menghendaki untuk menduduki kelas sosial bawah, namun mereka menyadari kelas sosial yang mereka miliki atau digolongkan; oleh karena itu kesadaran kelas sosial ini akan membawa konsekuensi pola-pola perilaku yang berbeda antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain.
Pola-pola sosial dan gaya hidup masing-masing kelas sosial menjadikan kelas social yang mereka miliki sebagai sebuah sub-culture dalam suatu struktur social. Seolah-olah setiap anggota dari kelas sosial tertentu dilihat berbeda dengan anggota kelas sosial yang lain dan mereka seakan akan mempunyai hak dan kewajiban berbeda dalam kehidupan masyarakatnya.
Kelas sosial dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu :Ø
1. Kelas Sosial Terbuka
Walaupun besar kecilnya kelas sosial tidak dapat diukur, namun secara umum dapat diketahui bahwa bentuk stratifikasi sosial di mana kelas sosial ada di dalamnya adalah berbentuk pyramid runcing keatas dengan pembagian kelas sosial atas paling sedikit, disusul kemudian kelas sosial menengah dan kelas social bawah paling banyak jumlahnya.
Kelas sosial terubuka memungkinkan anggota kelas sosial yang ada berpindah atau bergeser ke kelas sosial yang lain baik vertilkal ke atas maupun vertical ke bawah. Kelas sosial terbuka biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana keterkaitan dengan adat semakin kecil, sehingga symbol-simbol adat yang ada sebagai symbol dari kelas sosial tertentu sudah tidak ada lagi.
Masyarakat modern biasanya menggunakan berbagai simbol-simbol kelas sosialnya dengan panghasilan dan kekayaan yang dapat di wujudkan dengan gedung mewah maupun mobil serta pola dan gaya hidup kelas atas.
Batas-batas kelas sosial sebenarnya tidak jelas sekali sehingga sangat mungkin terjadi interaksi atar kelas atas bawah dengan kelas menengah atas , maupun kelas menengah bawah dengan kelas bawah atas. Kenyataan semacam ini untuk menunjukan bahwa kelas sosial adalah konsep sosiologis dan ilmiah yang dalam kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidak ada. Gambaran di atas juga menjelaskan bahwa yang mempengaruhi kelas sosial juga sangat relative satu dengan yang lain dan kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah hasil totalitas dari kriteria penentuan kelas sosial yang ada. Misalnya dalam hal pendidikan memiliki gelar S3, namun secara ekonomi masuk kelas menengah, tetapi pengaruh di dalam kehidupan masyarakat sangat besar; maka mereka masih tetap digolongkan pada kelas sosial tinggi.
Demikian juga halnya orang yang memiliki gelar sarjana dan belum memilki pekerjaan maupun penghasilan serta rumah dapat dimasukan ke kelas menengah dan tidak pada kelas bawah. Relativitas yang ada dalam penentuan kelas sosial bagi seseorang adalah kompleksitas dan totalitas dari kedudukan sosial yang dimilki dan itu bersumber dari penilaian masyarakatnya dan bukan penilain dari dirinya sendiri.
2. Kelas Sosial TertutupØ
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan darah.
Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya.
Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.
2. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Kelas sosial dikategorikan tertutup manakala sedikit kemungkinan orang bergeser dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lain, baik vertikal ke atas maupun vertikal ke bawah. Kasta di masyarakat India misalnya merupakan salah satu contoh kelas sosial yang bersifat tertutup, system kelas sosial kasta tidak memungkinkan orang untuk berpindah kasta apalagi dari kasta ke kasta atas. Kedudukan sosial seseorang diperoleh melalui jalur keturunan atau hubungan darah.
Masyarakat tradisional status keluarga sangat menentukan kelas sosial bagi keturunannya. Kwelas bangsawan biasanya anaknya akan dengan sendirinya anak mereka termasuk kelas bangsawan dengan symbol-simbol kebangsawanan yang dimiliki dengan gelar ataupun perilaku yang menunjukan kelasnya.
Simbol-simbol kelas sosial yang ada pada masyarakat tradisional seperti pakaian dengan perhiasan mas intan permata, pakaian berbulu , maupun urnamen gading gajah dan lain sebagainya sekarang mulai hilang digantikan dengan symbol-simbol yang lebih bersifat kekayaan dan ekonomis.
2. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Aristoteles
menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri
dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan
kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang,
dsbnya.
Golongan
ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat
produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum
buruh atau
pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan
kapatalis
karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum
kapitalis. Dengan
demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat,
yakni golongan
kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang
bergantung pada tunjangan.
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena
memiliki status sosial
yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial
yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria,
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria,
Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba.
Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang.
Gelar Ida Bagus
dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh
kasta Satria. Gelar
Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar
Pande, Khon, Pasek
dipakai oleh kasta Sudra.
1. Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak
selalu memiliki arti yang sama,
walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
Pengertian kelas sejalan dengan
pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
masyarakat tersebut.
Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
2.
Pengertian
Status Sosial
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing. Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu
dalam tingkah
lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat
seseorang dalam kelompok masyarakatnya.
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti
anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah,
Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah
kedudukan
(status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku
dalam pelapisan
masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok
memiliki arti penting dalam
suatu sistem sosial.
Apa itu
sistem sosial ?
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku
individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu dan masyarakatnya.
Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau
kelompok
masyarakat.
c. Berdasarkan Status
Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi,
sedangkan yang tidak
punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas
antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
a. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
b. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
c. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
4. Cara Memperoleh Status
Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan
adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
a. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
b. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
c. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
4. Cara Memperoleh Status
Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan
adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir.
Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur,
camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis
dan stats
melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau
pemberian dari pihak lain, atas
jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau
kebutuhan masyarakat.
Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
5. Akibat Adanya Status Sosial
Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
5. Akibat Adanya Status Sosial
Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya
tersebut berlawanan akan
terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang
menyebabkan timbul apa yang dinamakan
Konflik Status. Jadi akibat yang
ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik
status.
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh: - Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
- Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu:
Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh: - Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
- Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu:
Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status
yang dimilikinya.
Contoh: - perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
Contoh: - perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak
mereka.
c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen
yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen
yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika
membuat jaringan listrik baru. Pada
waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula
berkonflik dengan TELKOM
karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan
Daerah Air Minum)
karena membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling
berbenturan
dalam melaksanakan statusnya masing-masing.
6. Pengertian Peranan Sosial
a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
6. Pengertian Peranan Sosial
a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang
dimilikinya, maka ia telah
menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku
yang diharapkan dari orang yang
memiliki kedudukan atau status. Antara
kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak
ada peranan tanpa
kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh:
Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat,
ketua OSIS dsb.
- Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
- Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.
Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang
Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat,
ketua OSIS dsb.
- Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
- Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.
Peranan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan yang
dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain.
Seseorang dapat memainkan
beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama,
seperti seorang wanita dapat mempunyai
peranan sebagai Konflik peranan timbul
ketika seseorang harus memilih salah satu diantara
peranannya misalnya sebagai
ibu atau sebagai karyawan kantor.
b. Konflik Peranan Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam
keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak
sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan
yang diberikan masyarakat
kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
ideal/sempurna.
Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus
memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan
Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus
memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan
membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya
terjadi konflik karena pada saat yang sama dia
harus berperanan sebagai guru
mengajar dikelas.
isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat g 7. Tiga Cakupan Peranan Sosial
Peranan sosial dapat mencakup tiga hal berikut:
1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam
masyarakat.
Contoh: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
Contoh: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan para
anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang
aturan/norma-norma yang sesuai
dengan posisinya.
2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
dengan posisinya.
2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat.
Contoh: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing
Contoh: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati, sabar, membimbing
dan menjadi panutan bagi para muridnya.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial
masyarakat.
Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam
Contoh: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam
masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
7. Fungsi Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat,
7. Fungsi Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat,
seperti peran sebagai ayah atau ibu.
2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
2. Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan
pengorbanan, seperti peran
dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
Sumber :
http://adulchuletta.blogspot.co.id/2009/12/kelas-sosial-dan-status.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar