Rabu, 22 November 2017

Teknologi pada sebuah Perusahaan PT. Telkom

Profile Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau
Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Direktur Utama Telkom saat ini adalah Alex Janangkih Sinaga.

Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without Listing (“POWL”) di Jepang.
Visi, Misi Dan Tujuan

Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, MediaEdutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional.

Misi
§  Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
§  Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

Visi dan Misi ditetapkan berdasarkan keputusan Komisaris PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk No.09/KEP/DK/2012 pada tanggal 30 Mei 2012.
Corporate Culture       : The New Telkom Way
Basic Belief
                : Always The Best
Core Values
                : Solid, Speed, Smart
Key Behaviors
            : Imagine, Focus, Action
Teknologi yang dipake perusahaan PT. Telkom
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., sejak tiga tahun lalu mulai mengaplikasikan teknologi big data. Namun, dengan penerapan bisnisnya baru kami mulai sejak tahun lalu. Pemanfaaatan teknologi big data di Telkom tentunya dalam jangka panjang teknologi ini diharapkan dapat menjadi dapat menjadi sumber pendapat bagi perusahaan yang dapat kami peroleh melalui tiga cara.
Pertama, big data ini tentunya menjadi solusi dalam pemenuhan kebutuhan internal Telkom Group sendiri. Contoh pengaplikasiannya untuk mendukung bisnis Telkom. Big data ini dapat kami gunakan untuk mengetahui respons masyarakat terhadap produk-produk Telkom melalui analisis sentimen di media sosial. Hasil analisis ini membantu kami mengambil keputusan secara lebih tepat dan akurat, yang akhirnya akan membantu meningkatkan citra perusahaan di mata pelanggan.
Contoh lain, big data juga dapat membantu untuk melakukan analisis dan prediksi terhadap pelanggan yang akan menghentikan layanannya atau churn. Misalnya dengan melacak mana saja pelanggan yang pemakaiannya turun atau misalnya siapa saja pelanggan yang melakukan complain tiga kali dalam seminggu. Ini bisa kami tindak lanjuti dengan mendengarkan kebutuhan pelanggan serta melakukan pencegahan di awal.
Kedua, big data ini dapat memberikan customer experience kepada pelanggan, dengan cara memberikan pengalaman terbaik untuk setiap pelanggan kami. Karena melalui big data ini, kami dapat mengetahui karakter-karakter setiap pelanggan kami. Contohnya ya, pelanggan yang sedang mencari tiket pesawat murah tentu akan sangat terbantu jika kami bisa memberikan informasi promo tiket pesawat.
Dan yang terakhir, big data ini dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan di industri lain. Dalam hal ini kami melakukan dengan corporate customer dari industri lain. Misal, pertukaran data Telkom dengan sumber data lainnya. Atau Telkom bisa menjadi penyedia data analytics bagi instansi/lembaga pemerintah. Dalam hal ini kami sudah pernah membantu dalam di industri airlines, health care, beberapa pemerintahan di kota-kota.
Datanya ada yang bentuknya seperti video, text, images, email, dan binary. Pengupgradetannya dilakukan kalau sudah mencapai 80% artinya harus segera ditambah, tidak berdasarkan waktu dan penambahannya dilihat dari dinamika pertumbuhan. Tapi perlu diketahui, keunikan teknologi ini, tidak semua data kami simpan. Pada saat kami sudah menemukan behavior dari seseorang, maka agregat itu yang kami simpan. Sisanya dibuang, jadi tidak akan menumpuk.
Disini kebutuhan data Teranalisisnya ada 2 jenis data dalam Big Data yaitu data terstruktur, dan data tidak terstruktur. Data terstruktur adalah data yang terdapat pada Database, data warehouse yang sudah tersimpan dalam format tabel di database. Contohnya adalah data ERP, CRM, dan data warehouse. Sedangkan data tidak terstruktur adalah data yang langsung dihasilkan oleh aplikasi-aplikasi internet dan belum memiliki makna karena masih dalam format tidak terstruktur. Contohnya adalah data URL log, Social media, E-mail, Blog, Video, Audio serta data semantik. Saat ini data tidak terstruktur mencapai 90% dari data yang tersedia.
Dalam penggunaan Teknologi ini banyak tantangan yang harus di hadapi kami(Pt.Telkom). Dalam teknologi big data ada 4 elemen, yaitu data, people, proses, dan teknologi. Kalau soal data, kami tidak memiliki masalah, karena kami ada datanya. Kalau di sisi teknologi relatif tidak ada kendala karena itu mengingat teknologi dapat didapatkan dengan membeli atau kerjasama. Yang menjadi tantang yaitu SDM dan prosesnya.
Terkait SDM, ini mengacu kepada kompetensinya. Karena kompetensi ini perlu dikembangkan dari awal. Dalam hal dibutuhkan keahlian analytics, kreatvitas yaitu kemampuan/keterampilan untuk menentukan metode baru apa yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan menginterpretasi dan menganalisis data, keahlian pemrograman komputer, dan ketrampilan bisnis. Pemahaman tentang tujuan bisnis.
Kalau proses, ini berkaitan dengan budaya organisasi. Adanya big data ini, tentunya membutuhkan perubahan budaya organisasi. Sebelum adanya Big Data, seorang leader di perusahaan dalam menjalankan organisasi, melakukan pengambilan keputusan hanya berdasarkan ‘intuisi’ dari leader tersebut berdasarkan value, belief dan asumsinya. Namun apa yang terjadi setelah adanya teknologi Big Data,  “data-driven decision making” menjadi hal yang lazim digunakan oleh leader sebagai sumber informasi sebelum mengambil keputusan.
Keuntungan yang di dapat dengan adanya teknologi ini adalah membantu kami dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Karena, dalam pengambilan keputusan itu kebutuhkan data yang yang akurat dan informasi yang relevan. Big data itu membantu membuat kami tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga kami dapat merespons dengan segera keadaan tersebut.
Big data ini mengurangi churn pelanggan broadband dari 5% menjadi 3%, migrasi rasio dari free ke berbayar untuk layanan Flashzone dari 11% bisa ditingkatkan menjadi 20%. Selain itu, big data juga membantu meningkatkan trafik Wifi Telkom dari 10% menjadi 50%, dan manfaat lainnya adalah cash collection ratio atau rasio kesuksesan pelanggan bayar, naik dari 90% menjadi 98%.
Rencana Selanjutnya PT.Telkom terkait big data yaitu kami ingin menjadi lebih bermanfaat tentunya untuk yang lain. Karena kan memang teknologi ini sudah terbukti memberikan kontribusi positif untuk kami. Jadi, kami juga ingin kalau ini dapat mendukung peningkatan indutri lain. Selanjutnya, kami juga ingin tawarkan hal ini ke pelanggan korporasi. Contoh, kalau ada perusahaan yang ingin iklannya tepat sasaran, maka Telkom bisa menyediakan berbagai data seperti profil pencarian pengguna internet. Jadi, klik iklan yang ditawarkan oleh suatu perusahaan bisa meningkat. Sebab kami memiliki semua data hobi pengguna internet.
Kami juga ingin teknologi ini juga dapat membantu pemerintah ya, seperti membantu mengakselarasi layanan publik menjadi lebih baik. Contohnya, big data ini menjadi bagian yang penting dalam pengimplementasian smart city, yang membuat kepala daerah dapat dengan mudah memonitor warganya, dalam upaya pengambilan keputusan tepat tentunya


Sumber :
https://novaandriatnas.wordpress.com/2015/10/11/profil-perusahaan-telkom-indonesia/

Kamis, 19 Oktober 2017

Implementasi sistem pakar di bidang robotika

Peng. Teknologi Sistem Cerdas

Implementasi sistem pakar di bidang robotika

Pada bidang robotika penerapan sistem pakar sangat jelas. Sebagaimana yang kita ketahui selama ini, robot merupaka suatu benda yang dapat bekerja secara otomatis. Baik bekerja berdasarkan program yang sudah diinputkan atau menerima input dalam bentuk sensor (gerak, cahaya, suhu, dll). Salah satu contoh yang sangat familiar di telinga kita adalah telah diciptakannya robot asimo oleh perusahaan otomotif berlabel Honda. Robot yang diciptakan perusahaan ini suatu bentuk implementasi dari sistem pakar. Salah satu tujuan pembangunan proyek ini adalah membangun robot yang pada masa mendatang dapat membantu manusia dalam mengerjakan tugas sehari-hari. Asimo dirancang dengan sangat canggih menyerupai tingkah laku manusia. Asimo yang terakhir diciptakan dapat membantu tugas manusia dalam beberapa bentuk. Asimo dapat membuatkan minuman. Asimo juga dapat mengisi baterai sendiri, asimo akan men-charge dirinya jika baterai mulai lemah. Asimo yang lain akan meneruskan tugasnya secara bergantian. Asimo terbaru juga sudah deprogram untuk proses sopan santun. Pada saat berpapasan dengan manusia pada jalan yang sempit, asimo akan mempersilakan manusia berjalan terlebih dahulu. Teknologi canggih lagi dari asimo adalah asimo dapat berjalan pada bidang yang miring dan menyeimbangkan dirinya.Sehingga pada saat membawa suatu barang pada bidang miring asimo dapat menjaga keseimbangannya agar tidak jatuh. Karya anak bangsa adalah robot penjinak bom yang digunakan oleh gegana. Tetapi robot ini bekerja berdasarkan input dari remote control. Bentuk lain adalah mesin-mesin pada pabrik. Pada barang elektronik seperti mesin cuci, pendingin ruangan, lemari es dan sebagainya. Pada elektronik rata-rata menggunaka fuzzy logic dalam mekanisme kerjanya. Pada contoh-contoh impementasi di sekitar kita. Kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat beberapa keutungan dan kerugian sistem pakar pada bidang ini.

Keuntungannya antara lain :
a. Tugas manusia semakin ringan.
b. Tugas yang mengancam nyawa dapat diminimalisir dengan memanfaatkan robot.
c. Efisiensi waktu.
d. Membantu rumah tangga.
e. Kemajuan teknologi akan membuat generasi muda untuk berusaha menciptakan robot yang
    lebih pintar lagi.

Kerugiannya antara lain:
a. Manusia akan semakin malas, dengan era yang serba otomatis.
b. Pengurangan SDM jika pabrik-pabrik menggunakan mesin serba otomatis.
c. Jika tidak dapat mengambil positif dari teknologi robot ini maka akan membuat kehidupan
   yang ketergantungan.

Sumber :
https://naynaimah.wordpress.com/2013/12/29/contoh-sistem-pakar-dan-penerapannya/

Minggu, 28 Mei 2017

ITSM (Information Technology Service Management)


COBIT (Control Objectives for Information and related Technology ) Di PT Pertamina.

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi (TI) manajemen yang dibuat oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA), dan IT Governance Institute (ITGI). COBIT memberikan manajer,  auditor, dan pengguna TI dengan satu set secara umum langkah-langkah,  indikator,  proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan pengembangan tata kelola TI yang sesuai dan pengendalian dalam sebuah perusahaan.
COBIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah untuk meneliti, mengembangkan, mempublikasikan dan mempromosikan otoritatif, up-to-date, set internasional yang diterima secara umum untuk tujuan pengendalian teknologi informasi untuk sehari-hari digunakan oleh para manajer bisnis dan auditor.
Sejalan dengan perkembangan komponen elektronik yang sangat cepat, perkembangan TI juga menjadi semakin cepat. Hal tersebut mempunyai pengaruh dalam perkembangan industri perminyakan yang ada di Indonesia.
Pertamina yang merupakan Industri sekaligus perusahaaan perminyakan yang terbesar di Indonesia sangat membutuhkan teknologi Informasi demi kemajuan perusahaannnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal itu, pertamina menerapkan metode COBIT dalam mengembangkan TI-nya. Untuk mengukur seberapa jauh keselarasan antara proses bisnis, aplikasi, dan strategi bisnis perusahaan, maka perlu dilakukan audit sistem informasi dengan standar COBIT 4.1. Standar COBIT dipilih karena dapat memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan pengaturan proses TI yang mendukung strategi bisnis.

Pendapat :

            COBIT memberikan manajer, auditor, dan pengguna TI dengan satu set secaraumum langkah- langkah,  indikator,  proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan pengembangan tata kelola TI yang sesuai dengan pengendalian dalam sebuah perusahaan.
COBIT mempunyai empat domain kerangka kerja, yaitu : perencanaan dan organisasi, akuisisi dan implementasi, pengiriman dan dukungan, serta pemantauan.
Sebuah perusahaan besar akan sangat bagus jika dalam pengendalian internal TI-nya menggunakan COBIT. Karena COBIT mempunyai kelengkapan dalam berbagai aspek untuk merancang, menjalankan dan memantau seluruh aktivitas-aktivitas bisnis yang berkaitan dengan TI. Tidak dipungkiri lagi bahwa sekarang perusahaan besar adalah perusahaan yang mampu mengendalikan TI untuk kemajuan perusahaannya.
Jadi semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kemajuan TI-nya, dan semakin besar TI-nya maka perusahaan harus benar-benar tepat dalam menggunakan pengendalian TI-nya. Disini peran COBIT akan benar-benar efektif dan efisien.

           
Daftar Pusaka :

http://www.kompasiana.com/dwisantoso_vcc/makalah-manfaat-penggunaan-cobit_567fe81390fdfd5d0956ffba

Minggu, 16 April 2017

Manajemen Layanan Sistem Informasi

ITSM

ITSM (Information Technology Service Management), Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi. Istilah ITSM tidak berasal dari suatu organisasi, pengarang, atau pemasok tertentu dan awal penggunaan frasa inipun tidak jelas kapan dimulainya.
ITSM berfokus pada proses dan karenanya terkait dan memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (seperti TQMSix SigmaBusiness Process Management, dan CMMI). Disiplin ini tidak memedulikan detail penggunaan produk suatu pemasok tertentu atau detail teknis suatu sistem yang dikelola, melainkan berfokus pada upaya penyediaan kerangka kerja untuk menstrukturkan aktivitas yang terkait dengan TI dan interaksi antara personel teknis TI dengan pengguna teknologi informasi.
ITSM umumnya menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang disebut operations architecturearsitektur operasi) dan bukan pada pengembangan teknologinya sendiri. Contohnya, proses pembuatan perangkat lunak komputer untuk dijual bukanlah fokus dari disiplin ini, melainkan sistem komputer yang digunakan oleh bagian pemasaran dan pengembangan bisnis di perusahaan perangkat lunak-lah yang merupakan fokus perhatiannya. Banyak pula perusahaan non-teknologi, seperti pada industri keuangan, ritel, dan pariwisata, yang memiliki sistem TI yang berperan penting, walaupun tidak terpapar langsung kepada konsumennya.
Sesuai dengan fungsi ini, ITSM sering dianggap sebagai analogi disiplin ERP pada TI, walaupun sejarahnya yang berakar pada operasi TI dapat membatasi penerapannya pada aktivitas utama TI lainnya seperti manajemen portfolio TI dan rekayasa perangkat lunak.

ITSM memfokuskan diri pada 3 (tiga) tujuan utama, yaitu:
Ø  Menyelaraskan layanan TI dengan kebutuhan sekarang dan akan datang dari bisnis dan pelanggannya.
Ø   Memperbaiki kualitas layanan-layanan TI.
Ø   Mengurangi biaya jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut

Manfaat ITSM
Ø  Peningkatan mutu penyediaan layanan
Ø   Biaya kualitas pelayanan dapat dibenarkan
Ø  Pelayanan yang memenuhi  kebutuhan bisnis, pelanggan dan tuntutan dari user
Ø  Proses Bisnis yang terjadi dapat lebih terpusat
Ø   Setiap orang mengetahui peran dan tanggung jawab mereka dalam penyediaan layanan
Ø   Belajar dari pengalaman sebelumnya
Ø  Indikator kinerja dapat dibuktikan.

4 Perspektif ITSM

1. Partners/Suppliers Perspective
            Mempertimbangkan pentingnya hubungan antara pihak eksternal/partner/supplier dan bagaimana mereka berkontribusi dalam service delivery.

2. People Perspective
            fokus terhadap area yang lebih “soft” dari IT Staff, customer, pemegang saham dan lainnya, seperti, apakah staff sudah memiliki, kemampuan dan pengetahuan untuk menjalankan peran mereka?
3. Products/Technology Perspective
            Mempertimbangkan bagaimana peran dari teknologi, hardware,software bahkan sampai budgeting.
4. Process Perspective
Berkaitan end-to-end dari service delivery berdasarkan proses yang sedang berjalan.

STANDAR ITSM
Ø  Penjelasan tentang proses yang diperlukan untuk memberikan dan dukungan IT Services untuk pelanggan
Ø  Tujuan utama adalah untuk menyampaikan dan mendukung teknologi atau produk yang dibutuhkan oleh key business untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi
Ø  Memberikan peran dan tanggung jawab bagi orang yang terlibat termasuk staf TI, pelanggan dan stakeholder lainnya yang terlibat
Ø   Pengelolaan pihak eksternal yang terlibat dalam peran dan dukungan teknologi atau produk yang ada.

Kerangka kerja
Kerangka kerja (framework) yang dianggap dapat memberikan contoh penerapan ITSM di antaranya:
·       Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
·       Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
·       Software Maintenance Maturity Model
·       PRM-IT IBM's Process Reference Model for IT
·       Application Services Library (ASL)
·       Business Information Services Library (BISL)
·       Microsoft Operations Framework (MOF)
·       eSourcing Capability Model for Service Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL) dari ITSqc for Sourcing Management.

            STUDI KASUS PEMANFAATAN COBIT SEBAGAI FRAMEWORK AUDIT TI
                                                               DIPERTAMINA

Teknologi informasi memiliki peranan penting bagi setiap organisasi baik lembaga pemerintah maupun perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi pada kegiatan bisnisnya, serta merupakan salah satu faktor dalam mencapai tujuan organisasi. Peran TI akan optimal jika pengelolaan TI maksimal. Pengelolaan TI yang maksimal akan dilaksanakan dengan baik dengan menilai keselarasan antara penerapan TI dengan kebutuhan organisasi sendiri.
Semua kegiatan yang dilakukan pasti memiliki risiko, begitu juga dengan pengelolaan TI. Pengelolaan TI yang baik pasti mengidentifikasikan segala bentuk risiko dari penerapan TI dan penanganan dari risiko-risiko yang akan dihadapi. Untuk itu organisasi memerlukan adanya suatu penerapan berupa Tata Kelola TI (IT Governance) (Herawan, 2012).
Pemanfaatan dan pengelolaan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini sudah menjadi perhatian di semua bidang dikarenakan nilai aset yang tinggi yang mempengaruhi secara langsung kegiatan dan proses bisnis. Kinerja TI terhadap otomasi pada sebuah organisasi perlu selalu diawasi dan dievaluasi secara berkala agar seluruh mekanisme manajemen TI berjalan sesuai dengan perencanaan, tujuan, serta proses bisnis organisasi. Selain itu, kegiatan pengawasan dan evaluasi tersebut juga diperlukan dalam upaya pengembangan yang berkelanjutan agar TI bisa berkontribusi dengan maksimal di lingkungan kerja organisasi. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah standar internasional untuk tata kelola TIyang dikembangkan oleh ISACA (Information System and Control Association) dan ITGI (IT Governance Institute) yang bisa dijadikan model pengelolaan TI mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. (Wibowo, 2008).
Contoh penerapan COBIT di PT Pertamina
Sejalan dengan perkembangan komponen elektronik yang sangat cepat, perkembangan TI juga menjadi semakin cepat. Hal tersebut mempunyai pengaruh dalam perkembangan industri perminyakan yang ada di Indonesia. Pertamina yang merupakan Industri sekaligus perusahaaan perminyakan yang terbesar di Indonesia sangat membutuhkan teknologi Informasi demi kemajuan perusahaannnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal itu, pertamina menerapkan metode COBIT dalam mengembangkan TI-nya.
Untuk mengukur seberapa jauh keselarasan antara proses bisnis, aplikasi, dan strategi bisnis perusahaan, maka perlu dilakukan audit sistem informasi dengan standar COBIT 4.1. Standar COBIT dipilih karena dapat memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan pengaturan proses TI yang mendukung strategi bisnis.
Berikut ini domain PO dan ME dalam audit di PT Pertamina :
PO1 : Strategic IT Plan and Direction
Pra-implementasi
1.       Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi.
2.      Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi bisnis Perusahaan.
3.       Penyusunan rancangan dan desain teknis.
4.      Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara fisik dan fungsional.
Implementasi
1.       Perencanaan yang matang.
2.       Pelatihan dan pengembangan SDM.
3.       Pembakuan/standardisasi mutu layanan.
4.       Evaluasi dan pengendalian sistem.
5.  Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planning).
Tahap Pengembangan
1.    Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi.
2.    Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System.
3.    Penggunaan satu Enterprise Resources Planning (ERP) sebagai back office system,
     dan aplikasi ekstensi lainnya.

Tahap Pengendalian
1.  Mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengelolaan
    TI.
2. Mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi informasi yang
    terjadi.
3.  Melakukan pemantauan secara berkala.
4.  Membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja teknologi informasi.
5. Bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang disepakati (service
    level agreement) dan di-review secara berkala.
PO2 : Define the Information Architecture
PT PERTAMINA bekerjasama dengan INKOM LIPI, untuk pembuatan PANDUAN TEKNOLOGI INFORMASI PERTAMINA (PTIP).
1. Sistem informasi umum dimana jaringan ini ditujukan untuk keperluan masyarakat umum
    yang memerlukan informasi baik berupa Teletex, videotex, electronic mail, berita, dll.
    Dalam sistem ini sarana yang digunakan adalah melalui sarana umum, dapat melalui
    telepon ataupun pemancar radio dan televisi.
2. Otomasi Kantor dalam sebuah kantor yang menggunakan fasilitas Digital PABX (sentral
    telepon digital), jaringan komputer, dll, untuk menunjang operasi kantor.
3. Otomasi industri. Semua aktititas dalam suatu industri didatakan dan dikendalikan
    dengan komputer, sehingga hasil perencanaan, hasil produksi, distribusi pemasaran, dll,
    dapat dicapai dengan optimum.
4. Decision Support System (DSS). Dengan dukungan sudah adanya data (informasi) yang
    terintegrasi dapat dibuat suatu program untuk pengembangan data dan untuk analisis
    yang kemudian dapat dibuat simulasi untuk pengambilan keputusan. Hal ini akan sangat
    membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.
5. Expert System. Dengan adanya jaringan dan peralatan yang dapat dilakukan secara
    otomatis, berkembanglah program-program yang dapat memberikan kesimpulan
PO3 : Determine Technological Direction
Teknologi Informasi yang diterapkan di perusahaan PT Pertamina sudah canggih, semua sistem informasi sudah terintegrasi. Salah satu contohnya yaitu penggunaan SAP yang menghabiskan biaya puluhan juta Dollar.
PO4 : Define the IT Processes, Organization and Relationships
Perusahaan PT Pertamina memiliki divisi sendiri , yaitu divisi TI yang menangani pembangunan TI di perusahaan.
PO5 : Manage the IT Investment
PT Pertamina dalam mengembangkan TI-nya rela menggelontorkan jutaan Dollar. Seperti contohnya pada penerapan SAP yang sudah dijelaskan sebelumnya.
PO6 : Communicate Management Aims and Direction
PT Pertamina dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan sesuai dengan aturan dalam RUPS, memfasilitasi pertemuan anak perusahaan PT Pertamina (Persero), baik yang core business maupun non core business.
PO7 : Manage IT Human Resource
Manajemen TI di PT Pertamina:
1.       Perencanaan Tenaga Kerja.
2.       Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kerja.
3.       Seleksi dan Program Orientasi.
4.       Penempatan Pekerja.
Untuk divisi TI di PT Pertamina diketuai oleh Kepala Divisi yang memimpin anggotanya. Kepala Divisi ini ada di setiap anak perusahaan.
PO8 : Manage Quality
PT Pertamina sangat seruis dalam mengembangkan TI di perusahaannya. Ini dibuktikan dengan diraihnya sertifikat ISO 20000:2005 dari Badan Sertifikasi TUV atas pengelolaan ICT Pertamina bertepatan dengan hari ulang tahun ke-53.
Domain ME :
ME1 : Evaluate IT Process
Sejak 4 Juni 2010 lalu, deretan aplikasi front-end bertambah lagi dengan kehadiran Aplikasi Web Mutasi. Aplikasi yang dikembangkan secara inhouse ini merupakan kerjasama HR Corporate Function dan CSS dalam membuat terobosan efisiensi proses penerbitan SK Mutasi hingga update data di SAP.
ME2 : Internal Control
GO LIVE REMEDY. Sebagai bukti keseriusan memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jajaran di lingkungan Kantor Pusat, Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi (SBTI) layanan dalam COBIT, yaitu Manage Service Desk Incident, Manage Problem, Manage Service Levels, serta Monitor and Evaluated IT Performance.
ME4 : Kebijakan umum
Ø  Teknologi Informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa perusahaan yang unggul dan kompetitif.
Ø  Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
Ø  Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
Daftar Pustaka : 
https://id.wikipedia.org/wiki/ITSM

https://www.academia.edu/9709688/TUGAS_MATA_KULIAH_AUDIT_DAN_EVALUASI_TEKNOLOGI_INFORMASI_COBIT_Control_Objectives_for_Information_and_related_Technology_Chief_Information_Officer_Magister_Teknologi_Informasi

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj4mYazjanTAhXDMo8KHQNaCmUQFghPMAY&url=http%3A%2F%2Fpasca.undip.ac.id%2Fid%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F05%2FInformation-Technology-Service-Management.pptx&usg=AFQjCNHr9VNhC_5wrKxl_otM8t5U6K22sA